Senin, 19 Oktober 2015

Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar di Sekolah SDN 5 Petang Kosambi dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia












I.                 Bagian awal
Kelas               :  LA25-LEC
Dosen              : Murty Magda Pane
Waktu             : Selasa, 13 Oktober 2015
Pukul               : 12.00 WIB-selesai
Lokasi             : SDN 5 Petang Kosambi
PIC                  : Pak Maman sebagai operator
                        : Ibu Desnawati selaku Kepala Sekolah

Tim yang hadir:
Ketua              : Noviyanti 1701300975
Anggota          :
Esther Aditya Jessica /1701293471
Hanita Marsherina / 1701300672
Fabian 1701302583
Michele Novia /1701305175
Welly /1701290280
Siena /1701300294

Tim yang tidak hadir :
Noviyanti / 1701300975
Della Maegafia /1701300312





(foto dari kiri ke kanan) Welly-Fabian-Pak Maman-Bu Desnawati-Michele-Esther-Siena-Hanita
II.               Bagian Isi

Seiring perkembangan zaman, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas kerja mereka dalam berbagai sektor terutama dalam sektor pendidikan. Sebagai warga Kota Jakarta, tentu kita tidak asing dengan salah satu program pemerintah yang kian populer yakni Kartu Jakarta Pintar. Kartu Jakarta Pintar atau sering disebut dengan KJP adalah bantuan dari pemerintah untuk warga kurang mampu berupa dana yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak dalam kegiatan bersekolah. Tidak hanya itu, tentu anak-anak yang terdaftar sebagai penerima KJP tidak perlu membayar biaya uang sekolah atau gratis. Tentu program ini sangat diinginkan atau diminati oleh banyak sekali warga di Jakarta. Namun pemerintah tidak akan memberikan bantuan tersebut kepada seluruh warga Jakarta. Karena target utama bantuan tersebut adalah warga kurang mampu namun tentu tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksaan program bantuan tersebut, terdapat oknum-oknum yang mencoba menyalahgunakan dana pemerintah tersebut. Sehingga pemerintah perlu mengawasi secara langsung dan memeriksa secara langsung maupun tidak langsung proses tersebut. Guna melakukan pemeriksaan secara langsung, pemerintah sangat memerlukan bantuan dari seluruh masyarakat untuk memeriksa dan melaporkan secara jelas mengenai proses pemberian bantuan tersebut. Dalam hal ini, TFI atau Teach For Indonesia berupaya untuk membantu pemerintah dalam melakukan pemeriksaan secara langsung mengenai program Kartu Jakarta Pintar. Sehingga dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kulitas kerja serta meminimalisir adanya penyalahgunaan wewenang oleh oknum.
Dalam kegiatan ini, kelompok kami telah melakukan pendataan serta validasi realisasi Kartu Jakarta Pintar yang di miliki oleh murid SDN 5 Petang Kosambi. Tentu dalam kegiatan ini, kami mampu menerapkan ilmu yang telah kami pelajari dalam mata kuliah Character Building Profesional Development (CB442) seperti teori teori etika, prinsip prinsip etika profesi, pengambilan keputusan etis, dan tentunya masih banyak lagi. Terutama dalam mata kuliah Character Building lainnya yang memberikan informasi bagaimana cara berkomunikasi yang baik serta cara bersikap yang baik terhadap orang lain. Dengan adanya mata kuliah Character Building, mahasiwa binus sangat terbantu dalam mengubah kepribadian menjadi lebih baik serta meningkatkan soft skill yang di butuhkan di masa kerja. Dalam kegiatan sehari-hari biasanya orang tidak membedakan etika dengan etiket, namun menurut penulis buku mata kuliah Character Building Professional Development etiket berkenaan dengan cara suatu perbuatan dilakukan, misalnya cara menyajikan makanan, cara makan, cara berbicara, dll. Sedangkan etika berhubungan dengan masalah apakah suatu perbuatan boleh atau tidak boleh dilakukan. Namun pada intinya etika dan etiket memiliki kesamaan yakni sama-sama berkaitan dengan perilaku manusia dan mengatur perilaku manusia secara normative. Salah satu jenis etika terapan yang kami pakai dalam proses kegiatan ini adalah Duty-Based Ethics atau disebut juga etika deontology yang dimana etika didasarkan oleh kewajiban. Sebagai manusia yang memiliki hati nurani kita tentu memiliki kewajiban untuk menolong orang lain yang mengalami kesulitan dalam hidupnya. Bahkan dalam sebuah profesi tertentu dibutuhkan etika yang kuat guna memperkecil terjadinya kesalahan yang dapat merugikan orang lain. Dalam menjalankan profesi, setiap individu didorong untuk mengedepankan kejujuran, keadilan, kepercayaan, dan keuletan. Karena hal-hal tersebut sangatlah menentukan kualitas kerja seseorang. Walaupun orang-orang hebat yang memiliki pengetahuan yang luas tidak akan sempurna tanpa hadirnya hal-hal penting tersebut. Karena dalam bekerja, pemilik profesi tidak hanya menjual ilmu namun mereka menjual kejujuran, keadilan, kepercayaan, serta keuletan mereka. Dalam melaksanakan tugas ini kami sangat mengedepankan etika guna menghindari merugikan orang lain serta kami sangat bertanggung jawab atas hasil kerja kami sehingga kami dapat membuktikan kualitas kerja kami dan dapat membantu pemerintah dalam menjalankan tugas ini. Tidak lupa bahwa saat melakukan tugas sosial seperti ini, kami perlu mengambil keputusan yang etis dalam setiap masalah yang terjadi. Sehingga dengan hadirnya mata kuliah Character Building, membantu mengubah sudut pandang serta karakter mahasiswa untuk menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupan.
Sebelum kami memulai kegiatan, kami sudah mempersiapkan beberapa hal yang sangat penting guna memperlancar kegiatan ini yakni persiapan mental, cara berkomunikasi yang beragam karena kami akan berhadapan dengan banyak sekali karakter manusia yang berbeda, dan juga kami mempersiapkan berbagai macam dokumen serta kusioner untuk menjalankan dan mengsukseskan kegiatan tersebut. Tidak lupa, bahwa sebelum melakukan kegiatan hari ini kami telah membuat janji terlebih dahulu sehingga pihak sekolah tidak merasa terganggu atas kehadiran kami. Membuat janji dengan PIC dari pihak sekolah sangatlah penting karena kami mengedepankan etika yang baik dalam melaksanakan tugas dan berupaya mencegah merugikan orang lain yakni para guru dan murid yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini kami akan berinteraksi dengan anak-anak SD yang memiliki kecenderungan sikap yang berbeda-beda sehingga kami harus mengatur sikap kami dan berinteraksi dengan tepat seperti membagi pembicaraan kapan kami harus sedikit bercanda dan serius. Tidak lupa, bahwa kami juga menyelipkan motivasi singkat kepada beberapa individu karena mereka adalah generasi masa depan yang harus dijaga. Tidak hanya itu, kami juga di tantang untuk berkomunikasi dengan para guru ataupun pejabat yang bekerja di SDN 5 petang Kosambi. Dan kami tentu harus merubah cara bersikap kami menjadi lebih formal serta menggunakan kata-kata yang lebih formal dalam berinteraksi sehingga kami menunjukan rasa hormat kami terhadap beliau yang tentunya menjadi narasumber kami. Dan tidak luput dari perhatian kami, bahwa kami membahas serta saling mengkritik apabila adanya kesalahan dalam pengucapan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh anggota kelompok kami. Sehingga kami dapat memperbaikan kinerja kami dan meberikan hasil yang terbaik.
Metode pengambilan data yang kami lakukan adalah 1 on 1 yang berarti bahwa 1 pencari data akan mewawancarai 1 orang murid atau target. Hal ini sangat efektif karena kami dapat membuat kedekatan khusus dengan target sehingga target dapat menjawab lebih jujur karena pertanyaan-pertanyaan yang hadir dalam kertas kusioner adalah pertanyaan yang cukup internal. Kami berupaya mengedepankan kenyamanan target dalam menjawab pertanyaan yang ada dan tidak terganggu dengan keramaian. Namun karena kurangnya infrastuktur dari sekolah SDN 5 Petang Kosambi, kami terpaksa melakukan wawancara di dalam kantor kepala sekolah dan duduk di lantai. Hal ini terjadi karena menurut informasi dari Kepala Sekolah SDN 5 Petang Kosambi, infrastruktur sekolah ini sangatlah kurang karena dapat dilihat bahwa banyak lantai yang bergelombang serta atap yang rubuh sehingga tidak dapat digunakan untuk kegiatan sekolah. Dalam kegiatan ini, kami berhasil mewawancarai 34 anak penerima KJP yang di pilih secara acak dari kelas 2-6 yang mempresentasikan total 167 anak penerima KJP. Dalam pelaksanaanya sesi wawancara ini berlangsung dengan kondusif. Dalam kegiatan wawancara yang kami lakukan,kami mengalami beberapa kesulitan. Karena beberapa anak kurang mengerti apa itu Kartu Jakarta Pintar walaupun mereka mengaku bahwa pihak sekolah telah memberikan sosialisasi. Kesulitan lainnya adalah bahwa pihak sekolah mengaku tidak menympan data struk pembelian barang oleh penerima KJP. Berdasarkan data yang telah kami terima dari kegiatan wawancara, semua siswa SDN 5 Petang Kosambi tidak menerima langsung KJP. Karena yang menerima Kartu Jakarta Pintar secara langsung adalah orang tua murid dan pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh para siswa penerima. Sehingga mereka tidak mengetahui ataupun mengingat kapan mereka menerima KJP dan buku tabungan KJP. Beberapa dari siswa tidak mengetahui bahwa KJP dapat digunakan untuk menggunakan TransJakarta dan dana nya tidak akan hangus apabila tidak digunakan. Hal lain yang mempersulit kegiatan kami adalah kurangnya beberapa data yang ada karena menurut pihak sekolah orang yang paling bertanggung jawab atas program KJP di sekolah ini baru saja mengundurkan diri karena tengah hamil. Sehingga pihak sekolah sulit mencari data-data lengkap mengenai program KJP ini. Namun kami mendapatkan banyak info-info penting mengenai siswa seperti asset asset yang mereka miliki. Kebanyakan dari mereka hanya memiliki motor tidak lebih dari 1, tidak memiliki mobil, handphone tidak lebih dari satu juta rupiah, dan lain-lain. Sehingga membuktikan bahwa siswa penerima KJP dapat digolongkan kurang mampu sehingga mereka layak menerima bantuan dana pemerintah.
Dalam kegiatan ini kami tidak hanya fokus mewawancarai murid penerima dana KJP, namun kami juga mewawancarai pihak sekolah yakni operator dan beberapa wali kelas guna membandingkan hasil wawancara yang telah kami lakukan. Dan hasil wawancara membuktikan keselarasan jawaban dari berbagai pihak. Berdasarkan data hasil wawancara, kami merangkum bahwa seleksi penerima KJP dilakukan dengan serius dan tidak sembarangan siswa dapat mendapatkan bantuan dana ini. Bahkan wali kelas atau guru di wajibkan untuk mendatangi rumah calon penerima KJP untuk memeriksa kondisi keluarga mereka. Pihak sekolah diwajibkan untuk memeriksa asset yang dimiliki oleh calon penerima KJP. Apabila terjadi penyimpangan, maka pihak sekolah tidak akan menghapuskan siswa dari data calon penerima dana KJP. Menurut kami seleksi yang ketat akan sangat membantu pemerintah menentukan target utama penerima dana KJP secara tepat sasaran.

Survey Eksternal


Survey Internal
Berdasarkan evaluasi bersama, tiap individu sudah mampu melaksanakan tugas dengan baik dan berkomunikasi dengan baik. Masing-masing individu mampu mengontrol sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas. Tidak lupa bahwa kami mengedepankan kerjasama tim yang baik dalam membagi tugas serta memiliki inisiatif yang tinggi dalam melaksanakan tugas bersama. Dalam pelaksanaan kegiatan, Mahasiswa yang sangat aktif dan memiliki informasi lengkap mengenai kegiatan adalah Esther Aditya. Sehinga Esther adalah sosok yang harus dicontoh oleh seluruh anggota tim karena memiliki inisiatif yang tinggi, pengetahuan yang luas, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat baik.

III.           Penutup

Hasil Kegiatan.
Kelompok kami telah mengunjungi SDN 5 Petang Kosambi, Jakarta yang merupakan tempat kami akan bertugas dan telah melakukan kegiatan validasi dan pendataan siswa penerima bantuan pemerintah yakni KJP. Serta mencocokan data yang kami dapat dari pihak sekolah dan para murid. Kami berhasil mewawancarai 34 orang siswa yang mempresentasikan 167 orang siswa penerima data KJP menurut data pemerintah.

Kesimpulan dari Pelaksanaan.
Kelompok kami berhasil melaksanakan tugas pendataan dan validasi data siswa penerima bantuan KJP dalam kurun waktu satu hari. Walaupun sebelumnya kami telah dating kepada pihak sekolah dan membuat janji pertemuan untuk mengedepankan etika kerja kami. Terdapat ketidak lengkapan data dari pihak sekolah yakni struk pembelian barang oleh murid penerima bantuan. Walaupun dari data wawancara kepada siswa, mereka mengaku telah memberikan struk pembelian kepada pihak sekolah.

Informasi Jumlah Peserta.
Total penerima KJP adalah 167 siswa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar